Hikmah  

Kata Mutiara Dari Sahabat Nabi : Cahaya Ilmu, Bayang Harta

Kalapanunggalupdate, – ( 20 Agustus 2025 ) . Langit Madinah sore itu berwarna keemasan, angin gurun berhembus lembut menyapu dedaunan kurma. Di serambi Masjid Nabawi, sekelompok sahabat duduk melingkar. Wajah-wajah mereka teduh, namun mata mereka bersinar penuh hikmah.

Di tengah lingkaran itu, Abdullah bin Mas’ud membuka percakapan. Dengan suara rendah namun penuh wibawa ia berkata:

“Harta itu bisa habis sekalipun kau menjaganya, tapi ilmu akan tetap hidup meski kau wariskan pada ribuan jiwa. Harta menjadikan orang kaya untuk dirinya, sedang ilmu menjadikan orang kaya untuk umat.”

Para sahabat yang lain terdiam, meresapi kata-kata itu. Lalu Ali bin Abi Thalib menunduk, janggutnya sedikit bergerak tertiup angin. Ia menambahkan dengan suara yang tegas:

“Ilmu lebih mulia daripada harta. Ilmu menjaga engkau, sedang harta engkau yang harus menjaganya. Harta berkurang jika dibelanjakan, sedangkan ilmu bertambah jika diajarkan.”

Kata-kata itu bagaikan gemericik air di padang gersang. Umar bin Khattab yang duduk di sampingnya mengangguk dalam-dalam. Dengan tatapan tajam yang khas ia menyambung:

“Jangan tertipu oleh gemerlap dunia. Sesungguhnya harta itu amanah, bukan kemuliaan. Kemuliaan sejati ada pada ilmu dan amal. Karena harta tanpa ilmu akan menjerumuskan, sedang ilmu tanpa harta tetap bisa menyelamatkan.”

Senyum ringan menghiasi wajah Utsman bin Affan. Dengan kelembutan khasnya ia menambahkan:

“Seorang yang berharta tanpa ilmu ibarat musafir tanpa arah. Namun seorang berilmu walau miskin, tetap mulia karena Allah menjadikannya penunjuk jalan bagi manusia.”

Lingkaran itu hening kembali. Hanya suara burung-burung kecil yang terdengar, seakan ikut mengamini.

Anak-anak muda yang ikut duduk di belakang mereka menatap penuh kagum. Salah satunya berbisik lirih, “Beginilah para sahabat Rasulullah, mereka tidak hanya mengajarkan dengan kata, tapi dengan hidup mereka sendiri.”

Dan sore itu pun menjadi saksi, bahwa mutiara para sahabat tetap abadi:

Harta adalah titipan yang akan ditinggalkan.

Ilmu adalah cahaya yang akan dibawa hingga akhirat.

Harta menghidupi jasad, ilmu menghidupi ruh.

Langit semakin merah, adzan Maghrib berkumandang. Para sahabat berdiri serempak, meninggalkan lingkaran hikmah untuk bersujud kepada Sang Pemilik Harta dan Ilmu yang sejati: Allah SWT.

 

Admin