Kalapanunggalupdate.com, – ( 26 Agustus 2025 ), Setelah wafatnya Abu Thalib dan Khadijah r.a., Nabi Muhammad SAW mengalami masa yang sangat berat. Kedua sosok itu adalah pelindung dan penopang terdekat beliau. Kaum Quraisy semakin berani menindas dan menyakiti Nabi, sehingga suasana di Makkah terasa sesak bagi perjuangan dakwah. Dalam keadaan penuh ujian itu, Rasulullah SAW memutuskan untuk mencari perlindungan dan membuka jalan dakwah di luar Makkah.
Perjalanan Menuju Thaif
Thaif, sebuah kota yang sejuk dan subur, dihuni oleh kabilah Tsaqif. Nabi SAW berharap penduduknya akan menerima ajakan Islam atau setidaknya memberi perlindungan. Bersama Zaid bin Haritsah, beliau menempuh perjalanan panjang sekitar 60 mil dari Makkah dengan penuh harapan.
Namun, ketika sampai di Thaif, Nabi Muhammad SAW mendatangi para pemimpin Tsaqif. Beliau duduk dan menjelaskan tentang ajaran Islam: mengesakan Allah, meninggalkan berhala, dan hidup dalam keadilan. Tapi, para pemimpin Thaif bukan hanya menolak, mereka juga mengejek dan mempermalukan beliau.
Seorang pemuka berkata dengan sombong:
“Apakah tidak ada orang lain yang lebih pantas diutus Allah selain engkau?”
Yang lain dengan kasar berkata:
“Kalau engkau benar-benar nabi, maka engkau terlalu mulia untuk aku tanggapi. Tapi kalau engkau pembohong, aku tidak ingin berbicara denganmu.”
Ancaman dan Lemparan Batu
Tidak berhenti pada penolakan, mereka menghasut rakyat dan anak-anak kecil untuk mengusir Rasulullah SAW. Jalan yang beliau lalui dipenuhi ejekan, caci-maki, dan hujatan. Anak-anak melempari beliau dengan batu hingga darah bercucuran dari kaki beliau yang mulia. Zaid bin Haritsah berusaha melindungi Nabi dengan tubuhnya, namun dirinya pun ikut terluka.
Dalam keadaan penuh sakit dan luka, Nabi SAW mencari perlindungan di sebuah kebun milik Utbah dan Syaibah bin Rabi’ah. Di bawah pohon anggur, beliau duduk dengan hati remuk. Saat itu, beliau menengadahkan tangan berdoa dengan penuh kerendahan hati:
“Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kurangnya daya dan upayaku, serta kehinaanku di hadapan manusia. Engkau adalah Tuhan orang-orang yang lemah. Kepada siapa Engkau menyerahkan diriku? Kepada musuh yang bermuka masam terhadapku, atau kepada kerabat yang Engkau beri kuasa atas urusanku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli. Namun, ampunan-Mu lebih luas bagiku. Aku berlindung kepada cahaya wajah-Mu yang menerangi segala kegelapan dan yang dengan itu urusan dunia dan akhirat menjadi baik, agar jangan sampai kemurkaan-Mu menimpaku. Bagimu segala keridhaan, hingga Engkau ridha. Tiada daya dan upaya kecuali dengan-Mu.”
Doa itu menunjukkan betapa dalamnya kesabaran dan tawakal beliau di tengah penderitaan.
Pertolongan Allah
Melihat kondisi Rasulullah SAW, Utbah dan Syaibah merasa iba lalu menyuruh budak mereka yang bernama ‘Addas untuk membawa setangkai anggur. Addas, seorang Nasrani dari Ninawa, terkesan dengan kelembutan Nabi SAW dan ketika mendengar beliau menyebut nama Nabi Yunus dalam percakapan, Addas pun langsung beriman.
Tak lama setelah itu, Allah mengutus malaikat Jibril bersama malaikat penjaga gunung. Malaikat berkata:
“Wahai Muhammad, jika engkau mau, aku akan timpakan dua gunung besar ini untuk menghancurkan Thaif.”
Namun, Rasulullah SAW menjawab dengan penuh kasih sayang:
“Jangan. Aku berharap kelak Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.”
Hikmah dari Peristiwa Thaif
Meskipun di Thaif beliau mengalami penolakan, ancaman pembunuhan, dan luka yang sangat menyakitkan, peristiwa itu menunjukkan akhlak agung Rasulullah SAW. Beliau tidak membalas dendam, tidak mengutuk, justru mendoakan kebaikan bagi generasi setelah mereka. Dari Thaif pula, Allah menunjukkan tanda-tanda kemenangan Islam yang akan datang.
🌿 Pelajaran Penting:
-
Dakwah tidak selalu mudah, penuh ujian dan kesabaran.
-
Rasulullah SAW selalu mengutamakan doa dan tawakal dalam kesulitan.
-
Kasih sayang beliau meliputi musuh sekalipun, berharap kebaikan untuk mereka.
-
Allah selalu menolong hamba yang ikhlas di jalan-Nya.
Admin