Kalapanunggalupdate.com,- ( 18 Agustus 2025 )
“Pada malam yang hening di penghujung Ramadan tahun 256 H—waktu itu telah tiba waktunya perayaan, dan umat Islam tengah bersiap menyambut kemenangan hari raya…”
II. Latar Belakang Singkat Sang Imam
-
Lahir dan Masa Kecil
Imam al-Bukhari, bernama lengkap Abu Abdillah Muḥammad bin Ismā‘īl al-Bukhārī, lahir pada 13 Syawwal 194 H (21 Juli 810 M) di Bukhara, di wilayah Khurasan (sekarang Uzbekistan)
Dalam masa kecil, beliau sempat kehilangan penglihatannya, namun sembuh karena doa ibunya yang dikabulkan Allah
Ayah beliau, seorang ulama yang wara’, mengajarkan integritas dan ilmu. Ketika menjelang wafatnya, beliau bersyukur hartanya bukan hasil haram atau syubhat, sehingga warisan itu menjadi berkah bagi Bukhari dalam menuntut ilmu -
Perjalanan Ilmiah & Karya Monumental
Sejak usia belia, Imam Bukhari telah menghapal hadits dan menuntut ilmu dari banyak ulama di berbagai kota Islam—termasuk Mekkah, Madinah, Syria, Irak, Mesir, Baghdad
Ia menyusun kitab Sahih al-Bukhari selama 16 tahun, memilih sekitar 7.563 hadits dari 600.000 riwayat, menjadikannya kitab hadits paling otentik setelah Al-Qur’an di kalangan Sunni
III. Hari-hari Terakhir dan Ajal Tiba
Narator:
“Bayangkan, di ujung perjalanan panjang ilmu yang tak mengenal lelah…”
-
Kondisi di Usia Senja
Di masa tuanya, beliau menghadapi fitnah mengenai akidah—tentang lafaz “Al-Qur’an makhluk”—hingga sempat diusir dari Nishapur -
Tempat Wafat
Imam Bukhari memilih menetap di sebuah desa kecil bernama Khartank, dekat Samarkand, hingga ajal menjemput -
Detik-detik Wafat
Ia menghembuskan nafas terakhir pada malam Idul Fitri, tepatnya malam 1 Syawal 256 H (31 Agustus atau 1 September 870 M), saat berusia sekitar 62 tahun
Beberapa sumber menyebut beliau wafat setelah shalat Isya’, lalu dikebumikan setelah shalat Dzuhur pada hari itu, dengan lautan umat yang mengiringi jenazahnya dalam penuh hormat dan cinta ilmiah -
Kesan Sebelum Wafat
Ada riwayat yang menyebutkan bahwa menjelang wafat, al-Bukhari duduk di tepi jalan menunaikan doa:
“Ya Allah, dunia telah membuatku sempit dengan segala fitnahnya. Maka panggillah aku kepada-Mu.” Tak lama kemudian, beliau tertidur dan ruh beliau diangkat oleh Allah sambil dalam keadaan suci, sabar, dan penuh tawakkal
IV. Penutup
Narator:
“Di malam kemenangan itu, Sang Imam yang membela Sunnah dan menjaga warisan Nabi wafat dalam kedamaian. Dunia kehilangan cahaya hadis, tetapi warisannya abadi—menjadi pedoman umat hingga kiamat.”
Referensi Terpercaya
-
Detik.com – “Kisah Wafatnya Imam Bukhari”
-
Republika.id – kronologi wafatnya dan sambutan umat
-
Wikipedia (ID dan EN) – biografi, karya, dan wafat
-
Asy-Syariah – kisah wafat yang dahsyat di tepi jalan
-
Hadits.tazkia.ac.id – keterangan ayah dan masa kecil
-
Islamic-center.or.id – penjelasan usia wafat & peziarah Islamic Center
Admin