Hikmah  

Malam Penuh Cahaya: Kisah Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Kalapanunggalupdate.com- Pada malam yang sunyi, tepat tanggal 12 Rabi’ul Awwal tahun Gajah (570 M), Mekah diselimuti suasana yang berbeda dari biasanya. Di rumah sederhana milik keluarga Bani Hasyim, Aminah binti Wahab, istri dari Abdullah bin Abdul Muthalib, merasakan tanda-tanda akan lahirnya seorang bayi yang kelak akan membawa cahaya bagi seluruh alam.( 5/9/2025 )

Sejak awal kehamilannya, Aminah telah merasakan keajaiban yang tak pernah dialami oleh wanita lain. Dalam tidurnya ia bermimpi melihat cahaya yang keluar dari tubuhnya hingga menerangi istana-istana di Syam. Ia yakin janin yang dikandungnya bukanlah bayi biasa.

Malam itu, bintang-bintang tampak bersinar terang, seolah semesta sedang bersiap menyambut kelahiran seorang utusan agung. Di dalam rumah, Aminah ditemani beberapa wanita dari kalangan Quraisy. Rasa sakit persalinan kian memuncak, namun hati Aminah dipenuhi ketenangan, karena ia tahu bayi yang akan lahir adalah amanah Allah yang agung.

Ketika detik-detik kelahiran tiba, langit Mekah bersinar dengan cahaya yang belum pernah dilihat sebelumnya. Aminah melahirkan dengan mudah, dan lahirlah seorang bayi lelaki yang tampak bersih, berwajah bercahaya, serta tubuhnya harum seakan telah diberi wewangian surga.

Bayi itu segera mengangkat kepalanya ke langit, seakan memberi tanda bahwa kehidupannya akan selalu terhubung dengan Rabb semesta alam. Ia lahir dalam keadaan telah berkhitan dan tali pusarnya sudah terputus, sebuah tanda kebesaran yang jarang terjadi.

Di luar rumah, berbagai peristiwa menakjubkan terjadi:

Istana Kisra di Persia berguncang hingga 14 pilar runtuh.

Api besar di negeri Majusi yang telah menyala ribuan tahun tiba-tiba padam.

Danau Sawah di Persia mengering begitu saja.

Para pendeta Yahudi merasakan kegelisahan, karena mereka tahu bahwa nabi terakhir telah lahir.

Sementara itu, di Mekah, Abdul Muthalib, kakek Nabi, dengan hati haru menggendong cucu kecilnya itu. Dengan penuh rasa syukur, ia membawanya ke dalam Ka’bah dan memberi nama “Muhammad”, sebuah nama yang belum pernah dipakai oleh orang Arab sebelumnya, yang artinya “yang terpuji”.

Sejak detik itu, dunia berubah. Cahaya risalah kenabian mulai menyinari bumi, yang kelak akan menyelamatkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya iman.

 

Reporter : WR