Hikmah  

Melawan Musuh Terbesar: Nafsu Dalam Diri Manusia

Kalapanunggalupdate.com– Dalam ajaran Islam, manusia diciptakan dengan potensi kebaikan sekaligus kelemahan. Salah satu kelemahan terbesar manusia adalah nafsu. Nafsu menjadi bagian dari fitrah, namun bila tidak dikendalikan dapat menjerumuskan seseorang ke dalam keburukan. ( 01 September 2025 )

Para ulama menyebut bahwa nafsu manusia memiliki beberapa tingkatan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.” (QS. Yusuf: 53).

Macam-macam Nafsu Manusia

1. Nafsu Ammarah (nafsu yang mengajak kepada keburukan)

Nafsu ini adalah dorongan untuk melakukan dosa, maksiat, dan perbuatan tercela.

Contoh: rasa ingin marah berlebihan, keserakahan, dan syahwat yang tidak terkendali.

Bahaya: Menjerumuskan manusia ke dalam kezaliman dan jauh dari rahmat Allah.

2. Nafsu Lawwamah (nafsu yang menyesali diri)

Nafsu ini membuat seseorang sadar setelah melakukan kesalahan, lalu merasa menyesal.

Contoh: seseorang yang meninggalkan salat, lalu menyesal dan bertekad memperbaikinya.

Bahaya: bila hanya menyesal tanpa perbaikan, akan mengulang kesalahan yang sama.

3. Nafsu Mulhamah (nafsu yang mendapat ilham)

Nafsu ini berada di tengah, mampu mendorong manusia pada kebaikan, namun masih ada potensi tergelincir.

Contoh: seseorang yang rajin bersedekah, tetapi masih kadang lalai beribadah.

Bahaya: mudah goyah jika iman tidak diperkuat.

4. Nafsu Muthma’innah (jiwa yang tenang)

Nafsu ini adalah jiwa yang tenteram, ridha dengan takdir Allah, dan istiqamah dalam kebaikan.

Contoh: orang yang tetap sabar dalam ujian, tidak goyah dengan godaan dunia.

Keutamaan: Allah akan memanggil jiwa ini dengan kemuliaan, sebagaimana firman-Nya:

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr: 27-28).

Hadis tentang Bahaya Nafsu

Rasulullah SAW bersabda:

“Musuh yang paling berbahaya bagimu adalah nafsumu yang berada di antara kedua sisi tubuhmu.”(HR. Baihaqi).

Hadis ini mengingatkan bahwa melawan hawa nafsu lebih berat daripada melawan musuh dari luar. Nafsu yang tidak dikendalikan dapat menjadi pintu masuk syaitan untuk menyesatkan manusia.

Ustadz Warja, salah satu tokoh agama di Kp. Cigoong Pulosari Kalapanunggal, menegaskan bahwa dakwah tentang nafsu sangat penting bagi umat:

“Manusia tidak bisa lepas dari nafsu, tapi kita bisa mengendalikannya dengan iman, ibadah, dan memperbanyak zikir. Nafsu ammarah harus dijauhi, sedangkan kita harus berusaha mencapai nafsu muthma’innah yang diridhai Allah. Kalau tidak dikendalikan, nafsu bisa merusak diri sendiri, keluarga, bahkan masyarakat,” ujarnya.

Kesimpulan

Mengendalikan nafsu adalah kunci keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Nafsu bisa menjadi pendorong kebaikan bila diarahkan dengan iman dan takwa, namun bisa juga menghancurkan bila dibiarkan liar. Melalui mimbar dakwah, para dai mengingatkan umat agar selalu menjaga hati, memperbanyak zikir, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Narasumber : Ustadz. WARJA ( Pimp. TPA NUURUL Ihsan Cigoong )