Disiplin Anak Kian Sulit di Era Globalisasi, Pakar Ingatkan Bahaya Pola Asuh Permisif

Kalapanunggalupdate – ( 20 Agustus 2025 ),
Di era globalisasi yang serba instan dan terbuka, mendidik karakter disiplin pada anak semakin menjadi tantangan besar bagi para orang tua. Akses teknologi tanpa batas, budaya populer dari luar negeri, serta gaya hidup serba cepat membuat nilai-nilai kedisiplinan kerap terabaikan.

Tidak jarang, orang tua justru terjebak pada pola kasih sayang yang berlebihan. Alih-alih menanamkan sikap tegas dan aturan yang jelas, sebagian orang tua cenderung memanjakan anak dengan dalih cinta kasih. Akibatnya, anak tumbuh tanpa batasan yang sehat dan sulit menyesuaikan diri dengan tuntutan kedisiplinan di sekolah maupun lingkungan sosial.

 

Menurut Prof. Dr. Hidayat Surya, M.Pd., pakar pendidikan karakter Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), kesalahan pola asuh ini sering disebut sebagai permissive parenting. “Kasih sayang itu wajib, tapi jika semua keinginan anak dituruti tanpa adanya aturan, maka yang terbentuk adalah karakter manja, bukan disiplin. Padahal disiplin merupakan fondasi penting untuk kesuksesan di masa depan,” ujarnya.

Sementara itu, American Psychological Association (APA) dalam laporan tahunannya menegaskan bahwa pola asuh permisif dapat meningkatkan risiko anak mengalami kesulitan dalam mengontrol emosi dan perilaku. Anak cenderung mengabaikan aturan, sulit menghargai waktu, dan tidak terbiasa dengan tanggung jawab.

Senada, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menekankan bahwa pendidikan karakter, termasuk disiplin, merupakan prioritas yang harus ditanamkan sejak dini. Dalam modul Penguatan Profil Pelajar Pancasila, disiplin disebut sebagai salah satu karakter utama yang harus dimiliki generasi bangsa untuk mampu bersaing di era global.

Perspektif Islam: Kasih Sayang dan Ketegasan Harus Seimbang

Dalam Islam, mendidik anak dengan kasih sayang tidak berarti mengabaikan ketegasan. Al-Qur’an menegaskan pentingnya tanggung jawab orang tua terhadap keluarganya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini menjadi dasar bahwa orang tua wajib mendidik anak agar taat, disiplin, dan menjauhi keburukan.

Rasulullah SAW juga bersabda:

“Perintahkanlah anak-anakmu melaksanakan shalat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (dengan cara mendidik) ketika berusia sepuluh tahun bila mereka meninggalkannya, serta pisahkan tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menegaskan bahwa mendidik anak harus dilakukan dengan kasih sayang sejak dini, namun tetap disertai ketegasan aturan agar anak terbiasa hidup disiplin.

Solusi Menurut Ahli

Para ahli sepakat bahwa solusi bukan berarti mengurangi kasih sayang orang tua, melainkan menyeimbangkannya dengan ketegasan aturan. Orang tua perlu memberi teladan, membuat rutinitas yang konsisten, serta menerapkan reward and punishment secara adil.

“Anak-anak belajar disiplin bukan dari kata-kata, tetapi dari contoh nyata dan konsistensi orang tua,” ungkap Dr. Elizabeth Berger, psikiater anak dan penulis buku Raising Kids in a Digital World.

Dengan begitu, di tengah derasnya arus globalisasi, anak tetap bisa tumbuh dengan nilai disiplin yang kuat tanpa kehilangan kasih sayang orang tua. Tantangan terbesar justru ada pada komitmen keluarga dalam menanamkan nilai itu sejak dini.

Admin