Viral Kasus Balita 3 Tahun di Cianaga Sukabumi: Diduga Terbentur Regulasi, Aparat Daerah Takut Bertindak

Photo Ilustrasi Anak Balita Sedang Dalam Perawatan

Kalapanunggalupdate– ( 19 Agustus 2025 )
Jagat maya dihebohkan dengan viralnya kasus seorang balita berusia 4 tahun asal Desa Cianaga, Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi. Balita bernama Rxxx itu meninggal dunia pada 22 Juli 2025 setelah sempat menjalani perawatan intensif di RSUD R. Syamsudin, SH (Bunut) Sukabumi. Kondisinya memperlihatkan infeksi parah yang diduga askariasis (cacing gelang) hingga dari tubuhnya keluar cacing melalui mulut, hidung, bahkan kemaluan.

Peristiwa ini memantik kritik publik terhadap dugaan terbentur regulasi layanan dasar serta ketakutan aparat daerah yang dinilai lamban dalam memberikan perlindungan kepada keluarga miskin tanpa dokumen kependudukan resmi.

Kronologi Kasus

Raya dirawat selama lebih dari sepekan di RSUD Bunut dengan kondisi kritis. Sayangnya, selama perawatan keluarga mengalami kesulitan karena tidak memiliki Kartu Keluarga (KK), KTP, maupun kepesertaan BPJS. Akibatnya, biaya pengobatan membengkak hingga puluhan juta rupiah.

Keluarga baru mendapat bantuan ketika lembaga sosial Rumah Teduh turun tangan menanggung biaya rumah sakit serta mendampingi proses pemulasaraan jenazah. Dokumentasi visual dari lembaga tersebut memperlihatkan kondisi medis yang cukup memprihatinkan.

Respons Pemerintah Daerah

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyatakan duka cita mendalam sekaligus menegaskan adanya kelalaian aparat di tingkat desa. Ia memerintahkan evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola bantuan sosial dan akses layanan kesehatan warga miskin.

“Saya sangat prihatin. Seharusnya pemerintah desa dan aparat terkait tidak boleh menunggu sampai masalah sebesar ini terjadi. Dana desa dan aparatur ada untuk melindungi rakyat, bukan membiarkan mereka tersisih,” tegas Dedi.
“Sebagai bentuk pertanggungjawaban, pencairan dana desa Cianaga akan ditunda sementara sampai evaluasi selesai.”

Suara Rumah Teduh

Perwakilan Rumah Teduh, salah satu lembaga sosial yang turut mengurus perawatan hingga biaya rumah sakit, menyampaikan bahwa kasus ini menjadi bukti masih lemahnya sistem perlindungan warga miskin di lapangan.

“Kami akhirnya melunasi biaya perawatan agar tidak menumpuk. Yang membuat miris, akses administrasi dan jaminan kesehatan begitu sulit hanya karena orang tua anak ini tidak memiliki dokumen kependudukan,” ungkap tim Rumah Teduh.

Pernyataan Kepala Desa

Kepala Desa Cianaga, Wardi Sutandi, menjelaskan bahwa kedua orang tua Raya merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan menikah secara tidak resmi. Hal inilah yang menyebabkan keluarga tidak tercatat dalam sistem administrasi kependudukan sehingga tidak memiliki akses BPJS maupun bantuan lain.

“Kami tidak menutup mata, hanya saja memang status keluarga ini di luar sistem administrasi resmi. Itu membuat kami kesulitan mengajukan bantuan formal,” ujar Wardi.

Analisis & Kritik

Kasus ini memperlihatkan tiga persoalan mendasar:

1. Celah regulasi administrasi kependudukan yang membuat keluarga rentan tanpa identitas tidak mendapat akses jaminan kesehatan.

2. Lambannya aparat desa dan puskesmas dalam melakukan pendampingan dan rujukan darurat.

3. Sistem pembiayaan kesehatan yang masih menuntut kepatuhan dokumen sebelum menyelamatkan nyawa warga miskin.

Publik kini mendesak adanya perbaikan regulasi darurat untuk warga tanpa dokumen, peningkatan skrining kesehatan masyarakat miskin, serta pendampingan khusus bagi keluarga dengan ODGJ agar kasus serupa tidak terulang.

Referensi

DetikJabar – Balita 4 Tahun di Sukabumi Meninggal, Biaya Rumah Sakit Membengkak

Kumparan – Viral Kasus Raya, Gubernur Jabar Panggil Kepala Desa Cianaga

SukabumiUpdate – Balita Meninggal Setelah Infeksi Cacingan, Pemerintah Daerah Akan Evaluasi

Radar Sukabumi – Fakta di Lapangan Keluarga Balita Viral di Cianaga

Liputan6 – Kisah Orang Tua ODGJ dan Administrasi yang Menyulitkan Akses Kesehatan

Akun IG – @dedimulyadi71

 

ADMIN